Lebih dari Teori: Bagaimana Dosen AMPTA Membawa Pengalaman Lapangan ke Kelas

Di dunia pendidikan pariwisata, teori memang penting. Namun, kenyataan di lapangan sering kali lebih kompleks daripada yang bisa dijelaskan di dalam kelas. Inilah yang membuat dosen-dosen AMPTA Yogyakarta berusaha menghadirkan pengalaman nyata ke ruang belajar, sehingga mahasiswa tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga “pelaku” dalam proses pembelajaran. 

Pengalaman Lapangan yang Menginspirasi 🚀

Dr. Ayu Helena Cornelia, B.A., M.Si. Sebagai salah satu Dosen AMPTA Berbagi salah satu pengalaman paling berkesan ketika mendampingi desa wisata untuk mengembangkan produk pariwisata berbasis kearifan lokal. Di Desa Ngestirejo, misalnya, masyarakat berhasil mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang kemudian dijual sebagai souvenir wisata.

Menurutnya, inilah momen ketika mahasiswa bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana teori pemasaran, komunikasi, dan manajemen pariwisata yang biasanya hanya dibahas di kelas, ternyata bisa diterapkan secara nyata di lapangan. Bahkan lebih dari itu, mereka juga melihat bagaimana sebuah inovasi sederhana mampu membawa dampak besar, baik bagi lingkungan maupun ekonomi masyarakat.

Cerita itu menjadi semacam “laboratorium hidup” yang memberi mahasiswa perspektif baru: pariwisata bukan hanya menjual destinasi, tetapi juga tentang kreativitas, keberlanjutan, dan pemberdayaan.

Pentingnya “Taste of Reality” 🗣️

Bagi Dr. Ayu Helena Cornelia, B.A., M.Si. Pengalaman nyata ini bukan sekadar tambahan, melainkan bagian penting dari pendidikan. Dunia pariwisata, katanya, sangat dinamis, penuh interaksi, dan menuntut keterampilan yang tidak bisa dipelajari hanya dari teori.

Dengan terjun langsung ke lapangan baik melalui praktik, magang, maupun proyek mahasiswa belajar menghadapi tantangan sesungguhnya: melayani wisatawan dengan hati, bekerja sama dalam tim, hingga menyelesaikan masalah di situasi nyata. Dari sanalah lahir kepercayaan diri dan kesiapan mental untuk benar-benar masuk ke dunia kerja.

Beliau menegaskan, “taste of reality” bukan sekadar pelengkap, tapi bagian penting dari proses belajar mahasiswa pariwisata.

Dari Kelas ke Lapangan, Dari Teori ke Aksi 💫

Di AMPTA, setiap teori selalu dicari wujudnya di lapangan. Teori manajemen destinasi, misalnya, menjadi lebih bermakna ketika mahasiswa berhadapan langsung dengan masyarakat desa wisata. Begitu pula dengan teori pemasaran pariwisata yang terasa lebih hidup saat melihat produk lokal sederhana bisa menembus pasar wisatawan.

Dengan pola belajar seperti ini, mahasiswa dilatih untuk lebih peka terhadap realitas. Mereka tidak hanya menguasai konsep di atas kertas, tetapi juga belajar bagaimana beradaptasi, berinovasi, dan memberikan solusi nyata.

Belajar Nyata, Siap Menghadapi Dunia Kerja 👩🏻‍💼

Dari pengalaman di Desa Ngestirejo hingga berbagai program magang industri, mahasiswa AMPTA ditempa untuk menghadapi karier dengan percaya diri. Mereka tidak lagi canggung melayani wisatawan, tidak kaget dengan ritme industri, dan tidak mudah goyah saat menghadapi masalah.

Seperti diyakini para dosen, pendidikan sejati bukan tentang banyaknya teori yang dihafal, melainkan tentang bagaimana teori itu bisa dihidupkan, memberi inspirasi, dan menjadi solusi. AMPTA hadir dengan semangat itu membawa mahasiswa lebih dari sekedar belajar, tapi juga menghidupi pengalaman nyata di setiap langkahnya.

✨ Saatnya Kamu yang Melangkah!
Kalau kamu ingin kuliah pariwisata yang bukan hanya sekadar teori, tapi juga penuh praktik nyata, AMPTA Yogyakarta adalah tempat yang tepat. Bersama dosen berpengalaman dan jaringan industri yang luas, kamu bisa merasakan sendiri bagaimana rasanya belajar langsung di lapangan dan menyiapkan diri jadi profesional pariwisata yang kreatif, tangguh, dan visioner.

👉 Gabung bersama AMPTA Yogyakarta, dan wujudkan mimpimu menjadi bagian dari masa depan pariwisata Indonesia! 🌍✈️